5 Panduan Terbaru Merawat Bayi Menurut Pakar

foto/istimewa

sekilas.co – Panduan merawat bayi, terutama bayi baru lahir, terus berkembang seiring hasil penelitian terbaru. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mempelajari pembaruan ini secara berkala. Rutin berkonsultasi dengan dokter anak juga dianjurkan agar informasi yang didapat selalu terbaru. Dengan begitu, praktik pengasuhan dan perawatan bayi bisa lebih tepat.

Panduan Terbaru Merawat Bayi
Dokter spesialis anak asal Amerika Serikat, David Hill, juga menekankan pentingnya membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan dokter anak.

Baca juga:

Berikut beberapa perkembangan panduan merawat bayi yang perlu diketahui oleh orang tua.

1. Tidur yang Aman untuk Bayi
Sejak 1994, pedoman tidur bayi mengalami perubahan. Saat itu, National Institute of Child Health and Human Development meluncurkan kampanye Back to Sleep untuk pertama kalinya.

Pada panduan tidur bayi terbaru, orang tua dianjurkan menidurkan bayi dengan posisi telentang. Sebelumnya, posisi tengkurap justru dianjurkan untuk mencegah tersedak.

Dikutip dari CNN Health, US Consumer Product Safety Commission melarang penggunaan boks bayi dengan pintu samping geser di pasaran pada 2011. Pada 2019, orang tua juga dianjurkan untuk tidak menggunakan inclined sleepers.

Selanjutnya, Safe Sleep for Babies Act yang menjadi undang-undang federal pada 2022 secara tegas melarang penjualan boks bayi dengan pintu samping geser dan crib bumpers yang berisiko menyulitkan pernapasan bayi.

“Meski sebagian kematian disebabkan oleh hal misterius atau tak terhindarkan, beberapa kasus bisa dicegah dengan mengikuti pedoman tidur aman. Termasuk selalu menidurkan bayi telentang dan menghindari penggunaan alas tidur empuk,” pesan Hill.

2. Mencegah Alergi Makanan
Pada 2015, orang tua masih disarankan menunda pemberian makanan mengandung kacang tanah atau telur hingga anak berusia minimal 2 tahun, atau 3 tahun jika ada riwayat eksim atau alergi keluarga.

Kini, bayi dianjurkan diperkenalkan makanan mengandung kacang dan telur bersamaan dengan makanan padat lain pada tahun pertama kehidupan, biasanya sekitar usia 6 bulan ketika bayi siap makan padat. Menghindarkan paparan alergen justru dapat membuat sistem kekebalan bayi lebih sensitif saat terpapar di kemudian hari.

Untuk bayi dengan riwayat alergi berat, konsultasi dengan dokter anak atau ahli alergi sangat dianjurkan sebelum memperkenalkan makanan alergen.

3. Perawatan Tali Pusat
Hill menjelaskan bahwa dulu tali pusat bayi sering diobati dengan cairan ungu (triple dye) sebagai antiseptik. Kini, tali pusat cukup dibiarkan mengering secara alami sambil tetap dipantau. Pastikan tidak ada kotoran yang terjebak di popok basah, dan popok tidak terlalu lama kotor.

“Jika kulit di sekitar pusar tampak merah atau muncul cairan berbau tidak sedap, segera periksakan bayi ke dokter,” sarannya.

Faktor risiko infeksi tali pusat antara lain:

  • Berat lahir rendah

  • Pecah ketuban lama

  • Persalinan lama

  • Praktik perawatan tali pusat yang tidak tepat

4. Perkembangan Vaksin Baru
Jadwal vaksinasi bayi dan anak terus diperbarui seiring hadirnya vaksin baru untuk memberikan perlindungan lebih baik terhadap penyakit berbahaya.

Contohnya, vaksin pneumokokus (PCV) awalnya melindungi 7 subtipe, kini dikembangkan hingga 23 subtipe.

5. Kesehatan Mental dan Trauma Masa Kecil
Hill menekankan pergeseran paradigma dalam melihat kesehatan dan kesejahteraan anak, termasuk kesehatan mental dan trauma masa kecil—misalnya kekerasan fisik, emosional, atau seksual; kehilangan orang tua; gangguan mental; hingga kekerasan dalam rumah.

Semua itu bisa menimbulkan stres toksik yang memengaruhi perkembangan otak dan kesehatan fisik, mental, serta emosional anak di masa depan.

Laporan American Academy of Pediatrics 2021 menekankan pentingnya trauma-informed care, yaitu pendekatan yang menyadari kemungkinan trauma masa lalu dan membangun dukungan emosi dalam keluarga.

“Setiap anak pasti menghadapi peristiwa penuh stres, beberapa cukup parah untuk memengaruhi kesehatan mereka. Namun, hubungan keluarga yang aman, stabil, dan penuh kasih dapat menjadi pelindung,” pesan Hill.

Orang tua dianjurkan untuk rutin berkonsultasi ke dokter demi kesehatan Si Kecil.

Artikel Terkait