sekilas.co – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian makanan bergizi yang mudah ditelan bagi anak yang sedang terserang flu.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subs Resp (K), menyampaikan bahwa anak-anak biasanya sulit makan saat sakit.
“Memang ketika anak sakit, termasuk saat terkena flu, mereka sangat sulit mengonsumsi makanan seperti saat sehat,” ujarnya dalam diskusi daring dari Jakarta pada Selasa.
Saat flu, anak bisa mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, dan lemas, yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Dalam kondisi ini, dr. Nastiti menyarankan orang tua menyajikan makanan bergizi yang mudah ditelan, seperti bubur.
Bubur yang dicampur kaldu atau produk makanan cair yang tersedia di pasaran bisa dijadikan pilihan, tentu dengan memperhatikan kandungan gizinya.
Menurut dr. Nastiti, bubur maupun produk makanan cair yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dapat dijadikan pengganti makanan padat saat anak sakit.
Makanan yang membuat saluran pencernaan bekerja lebih keras, seperti makanan tinggi lemak, berminyak, bersantan, dan pedas, sebaiknya tidak diberikan saat anak flu.
“Terutama, jika anak tidak mau makan, yang penting adalah cukup cairan karena cairan sangat diperlukan,” kata dr. Nastiti.
“Jika anak menolak makan atau bubur, susu bisa digunakan sebagai pengganti untuk mencukupi cairan dan energi yang dibutuhkan anak,” tambahnya.
Ia menekankan, orang tua perlu memastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi agar terhindar dari dehidrasi.
Dr. Nastiti menekankan pentingnya orang tua mewaspadai serangan influenza pada anak, karena penyakit ini berisiko memicu komplikasi yang membahayakan.
Ia menjelaskan bahwa tingkat rawat inap anak usia satu hingga empat tahun akibat influenza dua kali lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Menurutnya, infeksi virus influenza dapat menimbulkan komplikasi seperti pneumonia, croup (infeksi saluran pernapasan atas), bronkitis, serta peradangan pada otot dan selaput jantung.
“Influenza juga dapat dikaitkan dengan toxic shock syndrome, myositis, myoglobinuria, dan gagal ginjal,” ujar Dr. Nastiti.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Kesehatan, influenza atau flu disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A, B, dan C.
Penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan dalam banyak kasus hanya menimbulkan gejala ringan, namun dapat menimbulkan komplikasi serius pada bayi dan anak balita.
Gejala flu pada bayi dan anak balita meliputi demam tinggi mendadak, batuk kering, sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, kelelahan, lemas, serta nyeri otot dan sendi.
Penularan influenza dapat dicegah melalui vaksinasi flu tahunan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menghindari kontak dekat dengan penderita flu.





