Sekilas.co – Menyusui bayi sejak lahir sangat dianjurkan bagi semua Bunda. Menyusui dalam 30 menit pertama setelah bayi lahir memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan bayi dan ibu. ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, mengandung zat gizi lengkap dan antibodi yang dapat melindungi bayi dari infeksi sekaligus mendukung perkembangan otak. Kolostrum, atau ASI pertama, kaya akan nutrisi penting dan antibodi, sehingga sangat penting untuk diberikan segera setelah lahir.
Pentingnya Menyusui Bayi 30 Menit Setelah Lahir
Menurut para ahli, menyusui bayi sesegera mungkin setelah lahir tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga membantu mengatur gula darah, suhu tubuh, dan pernapasan bayi. Selain itu, inisiasi menyusui dini memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Menunda menyusui lebih dari 30 menit pertama dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk kerusakan otak dan masalah perkembangan jangka panjang.
Para ahli menekankan bahwa menyusui tepat waktu dapat mencegah hipoglikemia, yaitu kondisi gula darah rendah pada bayi baru lahir. Hipoglikemia sering terjadi pada beberapa jam pertama kehidupan, namun biasanya membaik ketika bayi mulai menyusu secara rutin. Namun jika tidak ditangani, hipoglikemia dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak bayi.
Prof. Edamisan Temiye, Konsultan Onkologi Pediatrik di The Lagos University Teaching Hospital, menegaskan bahwa gula darah rendah pada bayi baru lahir dapat berakibat serius, termasuk kerusakan otak permanen. “Otak mereka akan rusak seumur hidup jika hipoglikemia tidak segera ditangani. Jadi jangan sepelekan gula darah rendah pada bayi baru lahir,” ujarnya.
Bayi yang disusui dalam 30 menit pertama lebih mudah memahami posisi payudara dan teknik menyusu yang benar, sementara Bunda dapat segera mengatasi masalah jika bayi kesulitan menyusu. Menunda pemberian ASI hingga satu jam atau lebih setelah lahir dapat membuat bayi tertidur dan mempersulit proses menyusu. ASI pertama, meskipun sedikit, sangat padat nutrisi dan efektif mencegah hipoglikemia.
Manfaat Bagi Ibu
Menyusui dini juga bermanfaat bagi ibu. Saat bayi menyusu, hormon oksitosin dilepaskan, membantu rahim berkontraksi dan mempermudah keluarnya plasenta. Kontraksi rahim yang optimal juga mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan. Selain itu, menyusui sejak awal meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan anak, serta mendorong pemberian ASI eksklusif yang berdampak positif bagi kesehatan bayi.
Prof. Temiye menekankan pentingnya edukasi menyusui sejak dini, bahkan sebelum ibu melahirkan. Mengetahui manfaat menyusui sejak awal membantu Bunda memahami pentingnya ASI eksklusif dan memperkuat komitmen pemberian ASI demi kesehatan bayi.
Risiko Keterlambatan Pemberian ASI
Menunda menyusui dapat menimbulkan risiko hipoglikemia. Dr. Abdurrazzaq Alege, dokter spesialis anak di Federal Teaching Hospital, Katsina, menjelaskan bahwa hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah bayi turun di bawah 2,5 ml per liter atau sekitar 40–50 mg/dl. Keterlambatan pemberian ASI, atau pemberian cairan tanpa kalori seperti air putih, dapat menyebabkan gula darah rendah dan memengaruhi kesehatan otak bayi.
Beberapa kondisi dapat menghambat inisiasi menyusui, misalnya bayi lahir melalui operasi caesar, ibu mengalami komplikasi, atau bayi dalam kondisi lemah. Dalam kasus tersebut, Bunda tetap dapat memberikan ASI dengan memerah dan menyuapi bayi menggunakan cangkir. Bayi yang sangat lemah atau mengalami asfiksia saat lahir dapat menerima cairan glukosa melalui infus sampai kondisinya stabil, sebelum mulai menyusu.
Rekomendasi WHO
WHO merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir menerima ASI dalam waktu satu jam pertama dan diberikan kolostrum. Pemberian ASI secara dini, eksklusif selama enam bulan, dan berkelanjutan hingga dua tahun, termasuk selama sakit, sangat penting untuk memastikan bayi sehat, tumbuh optimal, dan terhindar dari infeksi.
Menyusui sejak 30 menit pertama setelah lahir bukan sekadar memberi nutrisi, tetapi juga langkah penting menjaga kesehatan dan perkembangan jangka panjang bayi, sekaligus melindungi ibu dari komplikasi pasca persalinan.





