13 Fakta Penting Vaksin PCV untuk Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

foto/istimewa

sekilas.co – Sudahkah Si Kecil mendapatkan vaksin PCV sesuai jadwal rekomendasi dari IDAI, Bunda? Pahami fakta-fakta penting tentang vaksin PCV pada anak, terutama untuk menjaga kesehatannya di masa depan.

Seperti diketahui, imunisasi memiliki manfaat besar, terutama dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.

Baca juga:

Salah satu jenis vaksin yang kini menjadi bagian dari program imunisasi rutin di Indonesia adalah vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Yuk, kenali lebih jauh tentang vaksin PCV, Bunda.

Hal yang perlu diketahui tentang vaksin PCV
Dikutip dari laman Kemenkes RI, vaksin PCV memberikan perlindungan efektif bagi bayi dan anak-anak terhadap penyakit pneumonia atau radang paru akibat infeksi bakteri pneumokokus.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat endemis dan menjadi salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan balita di dunia. Di Indonesia, sekitar 14,5 persen kematian bayi dan 5 persen kematian balita setiap tahun disebabkan oleh pneumonia.

Supaya Bunda lebih memahami pentingnya vaksin PCV, serta aturan dan manfaatnya bagi anak, simak ulasan berikut:

1. Apa itu vaksin PCV?
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin PCV atau Pneumococcal Conjugate Vaccine adalah vaksin berbasis protein konjugasi yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae.

Bakteri ini kerap disebut ‘kuman pneumokokus’. Vaksin ini ditujukan untuk mereka yang berisiko tinggi terserang kuman pneumokokus, terutama anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 50 tahun.

2. Pentingnya melakukan imunisasi PCV
Menurut World Health Organization (WHO), pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.

Vaksin PCV sangat penting diberikan lengkap dan sesuai jadwal untuk mencegah penyakit pneumokokus, seperti pneumonia, meningitis (radang selaput otak), dan bakteremia (infeksi darah). Selain mencegah infeksi awal, imunisasi PCV juga membantu menurunkan risiko rawat inap, komplikasi jangka panjang seperti gangguan pendengaran akibat meningitis, serta meminimalkan dampak infeksi terhadap tubuh.

3. Siapa yang direkomendasikan mendapat vaksin PCV?
Setiap orang berisiko terinfeksi bakteri pneumokokus, sehingga vaksin ini penting bagi semua orang. Namun, kelompok dengan risiko lebih tinggi disarankan untuk segera mendapat vaksin sesuai jadwal, yakni:

  • Bayi dan balita (usia kurang dari 5 tahun) sebagai bagian dari imunisasi rutin.

  • Anak usia 2–5 tahun yang belum lengkap dosisnya, dianjurkan mendapat dosis susulan (catch-up).

4. Aturan pemberian dosis vaksin PCV
Sesuai jadwal vaksinasi anak IDAI 2024:

  • Usia 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 12–15 bulan.

  • Jika diberikan pada usia 7–12 bulan: 2 dosis dengan jarak minimal 1 bulan dan booster pada usia 12–15 bulan (jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya).

  • Jika diberikan pada usia 1–2 tahun: 2 dosis dengan jarak minimal 2 bulan.

Konsultasikan dengan dokter agar jadwal pemberian lebih tepat.

5. Perbedaan vaksin PCV dan DPT

  • Vaksin PCV: mencegah penyakit akibat Streptococcus pneumoniae.

  • Vaksin DPT: mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.

6. Jenis-jenis vaksin PCV
Ada beberapa varian berdasarkan jumlah serotipe yang dilindungi: PCV10 (10 serotipe), PCV13 (13 serotipe), bahkan PCV15 dan PCV20. Semua efektif mencegah penyakit pneumokokus dan meminimalkan risiko komplikasi.

7. Cara kerja vaksin PCV
Vaksin PCV merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi terhadap bakteri pneumokokus. Jika anak terpapar bakteri, tubuh sudah siap melawan sehingga infeksi dapat dicegah atau keparahannya dikurangi.

8. Tingkat efektivitas imunisasi PCV
Efektivitas maksimal diperoleh bila diberikan lengkap sesuai jadwal. WHO menyebut proteksi terhadap penyakit invasif, pneumonia berat, dan meningitis lebih optimal dengan dosis lengkap dan booster.

9. Kondisi yang tidak boleh mendapatkan imunisasi PCV

  • Alergi vaksin: Anak dengan reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan tertentu sebaiknya menunda vaksin.

  • Sedang sakit berat: Jika anak demam tinggi atau sedang sakit berat, imunisasi sebaiknya ditunda hingga kondisi membaik.

10. Efek samping vaksin PCV
Efek samping ringan bisa terjadi, seperti:

  • Demam

  • Rewel dan nafsu makan menurun

  • Bengkak, kemerahan, atau nyeri di area suntikan

  • Nyeri otot dan sendi

Efek samping biasanya hilang dalam beberapa hari. Pastikan anak cukup istirahat, minum air putih, dan konsumsi makanan bergizi. Anak di bawah 6 bulan tetap bisa diberi ASI sesuai kebutuhan.

11. Jadwal pemberian imunisasi PCV

  • Dosis pertama: usia 2 bulan

  • Dosis kedua: usia 4 bulan

  • Dosis ketiga: usia 6 bulan

  • Dosis keempat (booster): usia 12–15 bulan

12. Tempat mendapatkan vaksin PCV dan biayanya
Anak bisa mendapat vaksin PCV gratis di puskesmas, posyandu, dan fasilitas pemerintah. Di fasilitas swasta, harga berkisar Rp 800 ribu–Rp 1,2 juta per dosis, tergantung jenis dan merek.

13. Cara menghadapi demam setelah imunisasi PCV
Jika anak demam:

  • Gunakan kompres dingin pada area suntikan jika bengkak atau panas

  • Pakaikan pakaian nyaman dan tipis

  • Pastikan anak tetap terhidrasi dan berikan ASI jika masih menyusui

  • Jika suhu ≥38,5°C, berikan obat penurun demam sesuai petunjuk dokter

  • Amati reaksi 1–2 hari, sebagian besar ringan dan hilang dalam 24–48 jam

Itulah fakta-fakta vaksin PCV pada anak yang perlu diketahui orang tua. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan anjuran dan jadwal sesuai kebutuhan Si Kecil.

Artikel Terkait