Oralit untuk Bayi: Manfaat, Cara Minum, dan Resep Mengatasi Diare

foto/istimewa

sekilas.co – Ketika bayi mengalami diare, banyak orang tua merasa cemas. Bukan hanya karena Si Kecil menjadi lebih rewel, tetapi juga karena risiko dehidrasi yang bisa terjadi dengan cepat.

Salah satu langkah praktis yang sering dijadikan pertolongan pertama sebelum membawa bayi ke tenaga medis adalah memberikan oralit. Larutan ini berfungsi penting untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare.

Baca juga:

Bahan untuk membuat larutan ini mudah ditemukan di dapur rumah, sehingga tak heran banyak orang tua mengandalkannya ketika Si Kecil mulai menunjukkan gejala diare.

Meski terlihat sederhana, pemberian larutan ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada takaran yang harus diperhatikan agar manfaatnya optimal bagi bayi.

Selain untuk mengatasi diare, larutan ini juga dapat membantu kondisi lain yang menyebabkan kekurangan cairan. Dengan pemakaian yang tepat, orang tua bisa menjadikannya solusi sederhana untuk menjaga kesehatan bayi.

Apakah oralit aman untuk bayi?
Melansir Kementerian Kesehatan RI, oralit adalah larutan penting yang digunakan untuk merawat diare. Larutan ini, juga dikenal sebagai rehidrasi oral, membantu mengembalikan cairan tubuh yang hilang.

Oralit terdiri dari campuran natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat. Kombinasi ini membuat larutan mampu menggantikan elektrolit yang hilang saat diare.

Dengan tujuan mencegah dehidrasi, oralit bisa diberikan pada bayi usia 6 bulan ke atas secara hati-hati sesuai aturan. Jadi, larutan ini aman untuk Si Kecil jika dosis dan takarannya tepat sesuai panduan kesehatan.

Manfaat oralit untuk bayi
Oralit menjadi solusi utama untuk berbagai masalah pada bayi. Kandungan natrium, kalium, gula, dan elektrolit penting di dalamnya membantu tubuh Si Kecil tetap terhidrasi.

Manfaat oralit untuk bayi antara lain:

  1. Mengatasi diare
    Bayi yang diare kehilangan banyak cairan. Dengan oralit, cairan dan elektrolit yang hilang dapat digantikan sehingga kondisi bayi lebih stabil.

  2. Membantu saat muntah-muntah
    Muntah berulang membuat cairan tubuh berkurang drastis. Oralit menyeimbangkan kadar cairan agar bayi tidak mengalami dehidrasi lebih parah.

  3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
    Oralit efektif menjaga tubuh bayi tetap terhidrasi saat cairan keluar akibat sakit, sehingga risiko dehidrasi dapat dicegah dan diatasi lebih cepat.

Cara membuat oralit untuk bayi di rumah
Membuat oralit di rumah mudah dan praktis. Berikut langkah-langkahnya menurut Kementerian Kesehatan RI:

Cara membuat oralit sediaan jadi:

  • Siapkan 1 gelas (200 ml) air matang atau air teh.

  • Masukkan 1 bungkus bubuk oralit ke dalam gelas.

  • Aduk hingga larut sempurna, siap diberikan.

Cara membuat larutan gula-garam sendiri:

  • Ambil 1 sendok teh gula.

  • Tambahkan ½ sendok teh garam.

  • Campur dengan 1 gelas air matang.

  • Aduk hingga larut sebelum diberikan ke bayi.

Berapa takaran oralit untuk bayi?
Setiap bayi memiliki kebutuhan cairan berbeda. Untuk bayi di bawah 1 tahun, takaran yang dianjurkan sekitar 300 ml atau 1,5 gelas. Jumlah ini cukup untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare atau muntah.

Aturan minum oralit untuk bayi:

  • Berikan dalam jumlah kecil tetapi sering menggunakan sendok, pengumpan, atau penetes.

  • Mulailah dengan dosis kecil agar bayi tidak mudah muntah.

  • Tambahkan secara bertahap hingga mencapai dosis yang dianjurkan.

  • Biarkan bayi minum perlahan sesuai kenyamanannya.

Pilihan makanan untuk bayi diare
Bayi 6 bulan ke atas yang diare tetap memerlukan makanan yang aman dan menyehatkan. Beberapa pilihan makanan yang bisa membantu:

  1. Pisang – kaya kalium dan mudah dicerna, membantu mengganti elektrolit dan memadatkan feses.

  2. Nasi putih – lembut di perut, bisa membuat feses lebih keras; air rebusannya juga bermanfaat.

  3. Roti tawar – mudah dicerna, menyerap cairan berlebih di saluran pencernaan.

  4. Kentang rebus – dihaluskan, seratnya membantu menambah volume feses.

  5. Wortel – dimasak lembut, seratnya membantu memadatkan feses dan memberi vitamin.

  6. Ayam – direbus tanpa bumbu, sumber protein mudah cerna.

  7. Yoghurt plain – mengandung bakteri baik untuk menyehatkan usus bayi.

  8. Oatmeal – polos dan halus, serat larutnya membantu menormalkan feses.

  9. Putih telur rebus – sumber energi dan protein ringan, aman untuk pencernaan sensitif.

  10. Kaldu tulang – hangat, menjaga cairan tubuh tetap stabil, serta memberi mineral untuk pemulihan.

Selalu sesuaikan tekstur makanan dengan kemampuan makan bayi 6–12 bulan, Bunda.

Artikel Terkait