Mengenal Apa Itu Head Lag?
Dikutip dari MD, bayi biasanya memiliki ukuran kepala yang lebih besar dibandingkan tubuhnya, sementara otot leher mereka masih sangat lemah saat lahir.
Karena itu, kepala bayi mudah terhuyung, terutama pada beberapa minggu pertama kehidupan. Pada periode ini, orang tua atau pengasuh masih perlu menopang kepala bayi sampai ia mampu mengendalikan lehernya sendiri.
Perkembangan keterampilan motorik bayi, termasuk kemampuan menstabilkan tubuh, umumnya berlangsung dari bagian kepala hingga kaki.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pada usia 3–4 bulan, bayi seharusnya sudah memiliki kontrol leher yang cukup sehingga head lag tidak lagi terjadi.
Jika head lag masih muncul setelah bayi berusia 4 bulan, kondisi tersebut dapat menjadi tanda adanya masalah pada perkembangan neurologis. Hal ini paling sering terlihat pada bayi prematur atau bayi dengan cerebral palsy.
Seperti dijelaskan sebelumnya, head lag merupakan kondisi normal pada bayi baru lahir. Namun kondisi ini perlu diperhatikan apabila masih terjadi pada usia 3–4 bulan, karena dapat mengindikasikan tonus otot yang rendah atau masalah perkembangan lainnya.
Meskipun head lag ringan biasanya akan membaik dengan sendirinya, head lag yang berlangsung lama atau terasa cukup berat sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Dokter nantinya akan mencari penyebab yang mendasari kondisi tersebut serta memastikan perkembangan neurologis bayi berjalan dengan baik.
Kapan Harus Waspada Saat Bayi Mengalami Head Lag?
Ada beberapa situasi di mana head lag yang menetap atau terasa berat bisa menunjukkan adanya masalah pada kesehatan bayi.
Segera konsultasikan dengan dokter jika muncul tanda-tanda berikut:
-
Kontrol kepala tidak berkembang pada usia 4 bulan
-
Head lag disertai keterlambatan perkembangan lainnya
-
Tanda kelemahan otot atau tonus otot yang tidak normal, seperti kesulitan bergerak atau keterlambatan pada tonggak perkembangan
-
Head lag terjadi tidak simetris (salah satu sisi tampak lebih lemah)
-
Bayi lahir prematur atau memiliki kondisi neurologis lainnya
Jika head lag menetap setelah usia 4 bulan atau sudah tampak cukup berat sebelum usia tersebut, bisa menjadi tanda masalah yang perlu ditangani. Dalam beberapa kondisi, bayi mungkin membutuhkan bantuan tim medis spesialis, seperti dokter anak, dokter saraf anak, serta terapis fisik atau okupasi.
Penelitian menunjukkan bahwa intervensi dini merupakan cara terbaik untuk membantu anak yang memiliki risiko gangguan motorik, termasuk yang memengaruhi kontrol gerakan otot.
Terapis memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan sensorimotor bayi—kemampuan menghubungkan pengalaman sensorik dengan gerakan—sehingga membantu meningkatkan partisipasi bayi dalam berbagai aktivitas.
Beberapa contoh latihan di rumah meliputi:
• Tummy time
Letakkan bayi dalam posisi tengkurap saat ia terjaga. Pastikan selalu diawasi. Aktivitas ini membantu memperkuat otot leher dan otot tubuh bagian atas.
• Membantu dengan duduk bersandar
Dukung bayi untuk duduk dengan bersandar agar otot di sekitar kepala dan leher menjadi lebih kuat secara bertahap.
• Eksplorasi dan bermain
Ajak bayi bermain sesuai usianya, seperti meraih mainan atau mengeksplorasi lingkungan. Aktivitas ini membantu mendukung perkembangan motorik dan meningkatkan kontrol kepala.
Pemeriksaan terhadap kemampuan bayi dalam menahan kepala harus menjadi bagian dari evaluasi rutin, terutama dalam enam bulan pertama.
Penting bagi orang tua untuk memahami kapan bayi seharusnya mencapai tonggak perkembangan fisik tertentu, termasuk kemampuan menahan kepala dengan stabil.
Terapi dini yang dilakukan di rumah dengan melibatkan orang tua terbukti dapat membantu memperbaiki hasil perkembangan bayi.
Itulah informasi mengenai head lag pada bayi. Kondisi ini pada dasarnya merupakan bagian dari perkembangan awal ketika otot leher belum matang sepenuhnya. Namun jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika Bunda merasa khawatir, terutama bila head lag tampak menetap atau tidak menunjukkan perbaikan.