Ciri Anak dengan Gaya Belajar Kinestetik dan Cara Mengajarinya dengan Tepat

foto/istimewa

sekilas.co – Menghadapi anak yang tidak bisa diam tentu menjadi PR ya untuk para orang tua. Bisa jadi, Si Kecil memang mempunyai gaya belajar kinestetik, Bunda.
Mengutip laman Healthline, kinestetik-jasmani adalah gaya belajar yang sering disebut sebagai “belajar dengan tangan” atau pembelajaran fisik. Pada dasarnya, orang dengan kecerdasan kinestetik-jasmani dapat belajar lebih mudah dengan melakukan, mengeksplorasi, dan menemukan.

Teori kecerdasan majemuk atau multiple intelligence menyatakan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda dan belajar dengan cara yang berbeda pula. Teori ini dikembangkan oleh Howard Gardner dari Universitas Harvard, dan menantang sistem pendidikan yang berasumsi bahwa setiap orang mampu belajar dengan cara yang sama serta bahwa tes universal merupakan penilaian pembelajaran yang valid, Bunda.

Baca juga:

Teori kecerdasan majemuk Gardner menunjukkan bahwa setiap orang memiliki 9 tingkat kecerdasan, namun kebanyakan orang memiliki satu kecerdasan dominan yang memengaruhi cara mereka belajar, berinteraksi dengan orang lain, dan merespons lingkungan mereka.

Kesembilan kecerdasan tersebut adalah: kinestetik-jasmani, verbal-linguistik, matematika-logis, musikal, visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan eksistensial.

Dalam artikel ini, akan dibahas tentang gaya belajar dan kecerdasan kinestetik yang mungkin dimiliki anak. Mulai dari penjelasan singkat mengenai definisi, ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar kinestetik, hingga peran atau strategi orang tua yang memiliki anak dengan gaya belajar tersebut.

Anakanak dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang tinggi senang bergerak. Mereka menggunakan gerakan untuk memperoleh pengetahuan tentang diri mereka sendiri, kemampuan fisik dan mental mereka, serta tentang lingkungan sekitar.

Menurut International Montessori, sangat mudah untuk mengidentifikasi anakanak ini. Mereka menikmati dan sering kali berhasil dalam olahraga, permainan, konstruksi, menari, tugas-tugas praktik, bekerja dengan bahan ilmiah, serta seni dan kerajinan. Aktivitas-aktivitas ini melibatkan ketepatan, kecepatan, dan koordinasi fisik dengan menggunakan pikiran serta keterampilan motorik halus dan kasar.

Sebagai salah satu dari 9 jenis gaya belajar dalam teori ini, kecerdasan kinestetik-jasmani sering dapat diamati pada aktor, pengrajin, atlet, penemu, penari, dan ahli bedah.

Ciri-ciri anak dengan gaya belajar kinestetik

Anak mungkin seorang pembelajar kinestetik jika:

  • Anak memiliki memori otot yang baik.

  • Anak paling berhasil secara akademis dengan pembelajaran praktik seperti seni, sains, atau kelas keterampilan.

  • Anak sering mengetuk-ngetukkan tangan atau kaki dengan ritme konstan saat fokus.

  • Anak menjadi gelisah ketika duduk di lingkungan yang non-interaktif dan berbasis ceramah.

  • Anak lebih lambat memahami konsep yang dijelaskan secara audio atau visual.

  • Anak ingin tahu dan suka menjelajahi lingkungannya.

  • Anak belajar paling baik dengan melakukan praktik.

  • Anak mahir menggunakan alat.

  • Anak dapat melakukan percakapan yang detail sambil melakukan tugas fisik.

  • Anak sering menggenggam pena atau pensil erat dan menekannya kuat saat menulis.

  • Anak merasa lebih mudah mendengarkan dan memahami ketika ada interaksi.

  • Anak mudah meniru gerakan dan gestur orang lain.

  • Anak biasanya mudah mempelajari tarian atau langkah aerobik baru.

Strategi orang tua yang memiliki anak dengan gaya belajar kinestetik

Jika Bunda kesulitan melibatkan anakanak yang merupakan pembelajar kinestetik, cobalah strategi berikut:

  1. Gunakan alat peraga untuk mengajarkan konsep
    Dilansir My Brightwheel, orang tua dapat menggunakan alat peraga dan aktivitas langsung untuk mengajarkan konsep baru kepada pembelajar kinestetik. Misalnya, orang tua dapat mengajari anak membuat bentuk dengan meminta mereka meregangkan karet gelang di papan pasak daripada menggambar bentuk di atas kertas.

  2. Jadikan waktu bercerita interaktif
    Selama waktu bercerita, mintalah anakanak berpura-pura menjadi karakter dan memerankan adegan dari buku yang sudah dikenal. Bermain peran dan bermain pura-pura adalah cara yang baik untuk menjaga perhatian anak prasekolah. Bergerak dan menggunakan alat peraga untuk menceritakan kembali cerita juga dapat membantu mereka memahami pelajaran yang disampaikan.

  3. Ajak anak bergerak
    Pembelajar kinestetik mungkin kesulitan tetap fokus saat duduk diam. Jika anak prasekolah mulai terganggu, mintalah mereka bangkit dari tempat duduk dan bergerak. Aktivitas fisik membantu pembelajar kinestetik berkonsentrasi. Orang tua dapat memberikan jeda otak secara teratur atau meminta anak berdiri dan berjalan di tempat sambil beraktivitas.

Demikian ulasan mengenai gaya belajar kinestetik pada anak dan strategi pembelajaran yang mudah diterapkan. Semoga informasinya membantu ya!

Artikel Terkait