5 Cara Mengatasi Bayi yang Suka Mengemut Makanan

foto/istimewa

sekilas.co – Saat baru memasuki masa makanan pendamping ASI (MPASI), bayi kerap menunjukkan kebiasaan mengemut makanan. Bunda tak perlu khawatir, karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi bayi makan diemut. Tetap bersabar, ya, Bunda, sebab pada fase MPASI bayi sebenarnya sedang belajar memproses makanan padat.

Dikutip dari Solid Starts, kebiasaan mengemut merupakan bagian normal dari eksplorasi oral dan proses belajar makan. Melalui kebiasaan ini, Si Kecil sedang mengenal tekstur makanan dengan menahannya di dalam mulut cukup lama tanpa langsung menelan.

Baca juga:

Biasanya, bayi akan memasukkan dan mengemut makanan di berbagai bagian mulut, seperti di kedua sisi pipi, bagian depan mulut, hingga langit-langit mulut.

Kenapa bayi suka mengemut makanan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi sering mengemut makanan, terutama pada masa awal MPASI, di antaranya:

1. Fase eksplorasi oral (mouthing)
Menurut studi dalam Italian Journal of Pediatrics, bayi menggunakan mulut sebagai alat untuk mengenal dunia, termasuk tekstur, suhu, dan rasa makanan. Oleh karena itu, mengemut menjadi bagian normal dari proses makan dan kemampuan mengatur diri (self-regulation).

2. Ketidaknyamanan saat menelan
Sebagian bayi memilih mengemut makanan karena merasa tidak nyaman atau sakit saat menelan, misalnya akibat sakit tenggorokan, refluks kronis, dan kondisi lainnya. Dalam beberapa kasus, rasa takut menelan ini bisa berkembang menjadi kebiasaan, sehingga anak menjadi lebih pemilih terhadap makanan.

3. Masalah pada tekstur makanan
Jika bayi hanya mengemut makanan dengan tekstur tertentu, bisa jadi penyebabnya adalah tekstur tersebut. Umumnya, anak lebih menyukai makanan yang lembut dan mudah dikunyah. Makanan yang terlalu keras atau kasar dapat membuat bayi kesulitan sehingga memilih untuk mengemut.

4. Gigi belum tumbuh sempurna
Pertumbuhan gigi yang belum optimal atau tidak teratur dapat menyulitkan bayi dalam mengunyah makanan. Akibatnya, Si Kecil cenderung lebih sering mengemut makanan.

5. Tahap belajar mengunyah
Menurut American Academy of Pediatrics, peralihan dari makanan bertekstur halus (puree) ke tekstur yang lebih kasar membutuhkan waktu. Pada masa ini, sebagian bayi akan lebih sering mengemut makanan sebagai bagian dari proses belajar.

Bagaimana cara mengatasi bayi makan diemut?

Meski merupakan fase yang normal, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kebiasaan bayi mengemut makanan:

1. Sesuaikan tekstur makanan
Makanan yang lunak dan dimasak dengan baik cenderung lebih mudah dikunyah dan ditelan bayi. Sebaliknya, makanan bertekstur kering seperti roti atau daging ayam bisa terasa sulit di awal MPASI. Bunda bisa menunda pemberian makanan kering selama beberapa minggu sambil membantu bayi berlatih mengunyah.

2. Perbanyak variasi rasa makanan
Berikan variasi bahan makanan agar Si Kecil mengenal beragam rasa. Mengganti menu setiap hari juga membantu mencegah kebosanan. Bahan dengan rasa yang khas dapat merangsang otot mulut dan meningkatkan produksi air liur, sehingga memudahkan proses menelan.

3. Beri contoh cara makan dan mengunyah
Bayi belajar melalui meniru. Saat makan bersama, Bunda bisa menunjukkan cara mengunyah makanan dengan perlahan. Berikan waktu bagi bayi untuk berinteraksi dengan makanan tanpa tekanan, karena paparan berulang membantu proses adaptasi.

4. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
Pastikan waktu makan berlangsung dalam suasana positif. Hindari memaksa atau menghukum bayi ketika ia masih mengemut makanan, karena hal tersebut justru dapat memperburuk penolakan makan. Saat bayi mulai berhasil menelan dengan baik, berikan pujian sebagai bentuk afirmasi positif.

5. Perhatikan porsi dan bentuk makanan
Sajikan makanan dalam potongan kecil, lunak, dan mudah dipegang agar bayi lebih mudah belajar mengunyah. Cara ini membantu bayi mengenal tekstur baru dengan aman dan mengurangi risiko tersedak.

Kapan bayi yang suka mengemut makanan perlu diperiksa ke dokter?

Jika berbagai upaya sudah dilakukan tetapi bayi masih sering mengemut makanan, Bunda sebaiknya berkonsultasi ke dokter, terutama bila disertai kondisi berikut:

  • Berat badan tidak naik sesuai kurva atau asupan cairan menurun

  • Sering muntah setelah makan

  • Terdapat darah pada muntah atau tinja

  • Muncul tanda alergi seperti ruam, pembengkakan bibir atau wajah, mengi, atau sesak napas

Selain itu, kebiasaan mengemut yang masih berlanjut hingga usia di atas 18–24 bulan atau disertai keterlambatan perkembangan bicara dan motorik oral juga perlu segera diperiksakan.

Itulah penjelasan mengenai penyebab serta cara mengatasi bayi makan diemut. Semoga bisa membantu Bunda dalam mendampingi Si Kecil belajar makan, ya.

Artikel Terkait