Dari Edukasi hingga Fasilitas Kerja, Begini Upaya AS Meningkatkan Angka Menyusui

foto/ilustrasi

Sekilas.co – Angka kelahiran di Amerika Serikat terus menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kondisi tersebut ternyata tidak selalu sejalan dengan jumlah ibu yang berhasil menyusui bayinya sesuai anjuran kesehatan. Di tengah fakta ini, pemerintah dan sejumlah lembaga kesehatan di Negeri Paman Sam pun mulai merancang berbagai strategi agar angka ibu menyusui bisa meningkat secara signifikan.

Menyusui sejak bayi lahir hingga minimal enam bulan pertama kehidupan merupakan rekomendasi utama dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, WHO juga menganjurkan agar pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun sebagai bentuk pemenuhan nutrisi dan perlindungan kesehatan. Sayangnya, tidak semua negara mampu mencapai standar tersebut. Salah satunya adalah Amerika Serikat, di mana cukup banyak perempuan yang berhenti menyusui lebih cepat dari target pribadi maupun rekomendasi nasional.

Baca juga:

Berdasarkan laporan dari The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, setiap tahunnya ada lebih dari 3,5 juta perempuan melahirkan di AS. Sekitar 84 persen memang memulai proses menyusui, tetapi sebagian besar tidak dapat melanjutkan sesuai anjuran. Laporan itu menegaskan bahwa masih terdapat kesenjangan besar antara niat, inisiasi, dan keberlanjutan menyusui.

Padahal, manfaat menyusui tidak bisa disepelekan. Dari sisi bayi, ASI mendukung pertumbuhan, memperkuat daya tahan tubuh, hingga mempermudah pencernaan. Sementara untuk ibu, menyusui mampu menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker payudara, dan kanker ovarium. Bahkan, menurut kajian yang sama, kerugian ekonomi akibat praktik menyusui yang kurang optimal di AS diperkirakan mencapai antara USD 17,2 miliar hingga lebih dari USD 100 miliar setiap tahunnya.

Ifeyinwa Asiodu, profesor madya dari University of California, San Francisco, menegaskan bahwa mayoritas perempuan dan keluarga sebenarnya ingin memberikan ASI. Namun, realitas menunjukkan lebih dari separuh ibu berhenti menyusui lebih cepat dari keinginan mereka sendiri. Kondisi ini mengindikasikan adanya kesenjangan besar antara keinginan pribadi dan dukungan nyata yang diterima.

Sayangnya, angka pemberian ASI eksklusif di AS masih jauh di bawah target. Healthy People 2030, program kesehatan nasional dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, menargetkan 42,4 persen bayi disusui eksklusif selama enam bulan pertama, serta 54,1 persen tetap disusui hingga usia 12 bulan. Namun, data terbaru menunjukkan hanya 27 persen bayi yang disusui eksklusif enam bulan, dan kurang dari 40 persen bayi masih mendapatkan ASI hingga usia setahun.

Perbedaan angka ini juga semakin terlihat pada kelompok tertentu. Tingkat menyusui lebih rendah di kalangan perempuan kulit hitam, masyarakat pribumi Amerika dan Alaska, ibu berpenghasilan rendah, ibu yang belum menikah, mereka yang tinggal di pedesaan, hingga ibu muda. Hambatan yang dihadapi beragam, mulai dari tuntutan untuk kembali bekerja atau sekolah lebih cepat, hingga keterbatasan akses terhadap layanan konseling dan edukasi menyusui.

Laporan nasional tersebut kemudian merekomendasikan strategi komprehensif. Salah satu langkah besar adalah agar Kongres mendanai program nasional yang dipimpin Departemen Kesehatan (HHS) guna menyediakan peta jalan menyeluruh, sehingga keluarga bisa lebih mudah mengakses dukungan menyusui. Selain itu, adanya cuti keluarga berbayar bagi ibu pasca melahirkan juga dianggap sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan menyusui.

Tak hanya berhenti di level kebijakan, laporan ini juga menekankan pentingnya investasi pada program berbasis komunitas. Pendekatan berbasis masyarakat diyakini lebih efektif karena ibu sering kali merasa nyaman mendapat dukungan dari sesama perempuan dengan latar belakang, pengalaman, atau bahasa yang sama. Inisiatif seperti Special Supplemental Nutrition Program for Women, Infants, and Children (WIC) menjadi salah satu contoh nyata yang mampu membantu ibu dalam mempertahankan proses menyusui.

Dengan koordinasi lebih baik antar lembaga, dukungan finansial yang memadai, serta keterlibatan komunitas lokal, Amerika Serikat berharap dapat mendorong lebih banyak ibu bertahan dalam proses menyusui. Upaya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan generasi baru, tetapi juga pada penghematan biaya kesehatan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.

Artikel Terkait