Sekilas.co – Stres pada anak merupakan hal yang nyata dan tidak boleh diabaikan karena dapat berdampak langsung terhadap proses tumbuh kembangnya, baik secara fisik maupun emosional. Oleh sebab itu, peran orangtua sangat penting dalam membantu anak mengelola stres sejak dini melalui aktivitas sehari-hari yang sederhana namun bermanfaat.
Psikolog klinis Megan Anna Neff menjelaskan bahwa orangtua memiliki kontribusi besar dalam membentuk pola kebiasaan sosial serta emosional anak. “Membantu anak mengenali emosi, memahami kebutuhan, dan berani meminta dukungan bisa menjadi benteng pelindung yang efektif untuk mencegah masalah kesehatan mental di masa depan,” ujarnya, dikutip dari Business Insider, Jumat (19/9/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, pakar lain juga menekankan bahwa aktivitas kecil yang konsisten dapat memberikan efek positif bagi kesejahteraan mental anak. Aktivitas ini bukan hanya membantu meredakan stres, tetapi juga menumbuhkan keterampilan coping yang bisa mereka gunakan sepanjang hidup.
Berikut beberapa aktivitas yang terbukti mampu mengurangi stres sekaligus memperkuat kesehatan mental anak:
-
Mendengarkan musik
Musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga dapat menjadi sarana pelepasan emosi. Penelitian yang dipublikasikan di PubMed tahun 2022 menunjukkan bahwa intervensi berbasis musik mampu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi isolasi sosial, serta menurunkan gejala kecemasan dan depresi pada remaja. Anak bisa diajak menikmati musik dengan berbagai cara, seperti mendengarkan lagu favorit, bermain alat musik sederhana, menulis lirik, hingga sekadar bernyanyi bersama keluarga. -
Rutin berolahraga
Aktivitas fisik memiliki kaitan erat dengan kesehatan mental. Studi menunjukkan olahraga dapat menurunkan risiko depresi hingga 20 persen pada orang dewasa, sekaligus membantu meredakan gejala depresi pada anak tanpa efek samping. “Gerakan tubuh punya dampak signifikan terhadap mental, dan ini bisa menjadi mekanisme coping penting seumur hidup,” jelas Brooke Aymes, pekerja sosial klinis. Orangtua bisa mengajak anak bermain kejar-kejaran, menari, yoga sederhana, atau bahkan olahraga berbasis game interaktif. -
Mewarnai buku gambar
Mewarnai bukan hanya aktivitas mengisi waktu luang. Berbagai riset menemukan bahwa kegiatan ini mampu menurunkan kecemasan, terutama pada anak yang menghadapi ujian atau tekanan tertentu. Selain mengasah kreativitas dan motorik halus, mewarnai juga melatih anak untuk fokus pada momen saat ini atau yang disebut dengan mindfulness. Anak bisa diajak memilih gambar sesuai kesukaan mereka, menggunakan spidol atau pensil warna cerah, bahkan ditemani musik agar lebih menyenangkan. -
Berinteraksi dengan hewan peliharaan
Kehadiran hewan peliharaan terbukti memberi manfaat emosional. Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa anak yang memiliki anjing peliharaan cenderung memiliki tingkat kecemasan lebih rendah dibandingkan anak yang tidak memelihara hewan. Berinteraksi dengan hewan memberikan rasa nyaman, mendorong anak lebih aktif secara sosial, serta melatih tanggung jawab. Jika keluarga tidak memiliki hewan peliharaan, alternatif lain adalah mengajak anak mengunjungi penampungan hewan atau program sukarelawan untuk mengenalkan interaksi sehat dengan hewan.





