Hydrocortisone untuk Bayi: Kegunaan, Aturan Pakai, dan Risiko Efek Samping

foto/istimewa

sekilas.co – Penggunaan salep hydrocortisone pada bayi perlu menjadi perhatian orang tua. Obat oles ini sebaiknya diberikan hanya sesuai petunjuk atau resep dokter, Bunda.

Perlu diketahui bahwa bayi mudah mengalami gatal dan kemerahan pada kulit akibat berbagai hal. Salah satunya karena kulit bayi masih sangat sensitif dan rentan iritasi.

Baca juga:

Walaupun salep hydrocortisone cukup umum dipakai orang dewasa untuk meredakan iritasi kulit, krim ini biasanya tidak disarankan untuk anak di bawah dua tahun kecuali atas rekomendasi dokter.

Apa itu salep hydrocortisone?
Salep hydrocortisone atau hidrokortison merupakan obat kortikosteroid topikal. Obat ini bekerja dengan mengaktifkan zat alami pada kulit yang membantu mengurangi peradangan.

Secara umum, salep atau krim hydrocortisone 1 persen (1%) yang dijual bebas tidak direkomendasikan untuk anak kecil karena dapat menimbulkan risiko tertentu.

Walaupun efek samping serius jarang terjadi, penggunaan krim hidrokortison pada anak secara rutin dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan pertumbuhan maupun kenaikan berat badan.

Manfaat salep hydrocortisone
Krim steroid dengan kekuatan tinggi sebaiknya dihindari untuk bayi karena dapat menimbulkan risiko kesehatan. Krim steroid ringan seperti hidrokortison 1% yang dijual bebas bisa digunakan pada bayi dengan eksim, namun tetap harus dengan persetujuan dokter anak.

Penggunaan krim ini umumnya aman untuk anak di atas usia 2 tahun jika dipakai dalam waktu singkat, yaitu sekitar satu hingga dua minggu. Meski begitu, sebaiknya Bunda tetap berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Krim ini lazim digunakan untuk meredakan masalah kulit yang menimbulkan kemerahan, pembengkakan, atau rasa gatal. Perlu diingat bahwa hidrokortison hanya membantu meredakan gejala, bukan menyembuhkan penyebab utamanya.

Efek samping dan risiko pada bayi
Mengutip Very Well Health, efek samping yang sering muncul dari penggunaan salep hydrocortisone antara lain kulit kering atau iritasi, serta kemungkinan peningkatan pertumbuhan rambut. Penggunaan kortikosteroid topikal dalam jangka panjang juga bisa memicu insufisiensi adrenal, yaitu kondisi saat tubuh kekurangan produksi hormon kortisol.

Efek samping lain dapat termasuk reaksi alergi yang ditandai dengan:

  • Rasa terbakar, gatal, iritasi, kemerahan, atau kulit semakin kering

  • Perubahan warna kulit

  • Munculnya bintik-bintik putih atau merah kecil

Jika ruam atau gejala menjadi lebih parah, kemungkinan itu merupakan reaksi alergi.

Ada beberapa efek samping yang perlu segera dikonsultasikan ke dokter jika terjadi setelah anak menggunakan hydrocortisone, seperti:

  • Penipisan kulit

  • Sensasi terbakar

  • Bercak gelap

  • Infeksi

  • Lepuhan yang terasa sakit

  • Ruam

  • Reaksi alergi

Perawatan alternatif selain salep hydrocortisone
Cara terbaik menangani kulit gatal pada bayi adalah dengan mencari tahu penyebabnya. Misalnya, apakah disebabkan oleh ruam popok, eksim, atau reaksi alergi?

Perawatan kulit bayi yang sedang iritasi dapat dilakukan dengan menjaga kelembapan kulit, rutin memandikan bayi, serta menggunakan minyak nabati sebagai pelembap. Pelembap yang baik untuk bayi adalah yang mengandung humektan dan emolien.

Humektan seperti gliserin bekerja dengan menarik air dari lingkungan atau permukaan kulit ke lapisan yang lebih dalam, sekaligus membantu pengelupasan sel-sel kulit mati sehingga kulit tampak lebih sehat.

Sementara itu, emolien seperti lanolin dan propylene glycol linoleate berfungsi mengisi celah antar sel kulit sehingga kulit terasa lebih lembap dan lembut.

Penyebab iritasi kulit bayi dan cara perawatannya

1. Ruam popok
Ruam popok atau dermatitis kontak umumnya terjadi ketika popok dibiarkan terlalu lama dalam keadaan kotor. Lingkungan yang lembap membuat kulit bayi mudah teriritasi.
Untuk mengatasinya, pastikan area popok selalu bersih dan kering. Gunakan kain lap hangat atau tisu bebas alkohol saat mengganti popok. Jika dibutuhkan, oleskan krim ruam popok yang mengandung zinc oxide secara rutin hingga kulit pulih.

2. Eksim
Salah satu cara paling ampuh menangani eksim pada bayi adalah menghindari faktor pemicunya, seperti keringat, udara kering, asap rokok, bulu hewan, makanan, atau bahan iritan lainnya.

Perawatan untuk kulit eksim dapat berupa penggunaan pelembap bertekstur padat dua kali sehari. Produk dengan oatmeal koloid atau minyak oat juga bisa membantu melembapkan dan mengurangi peradangan. Oatmeal memiliki sifat antioksidan yang mendukung proses penyembuhan.

Selain itu, minyak kelapa dapat dioleskan secara berkala sebagai pilihan alami untuk membantu melembapkan dan memperbaiki lapisan pelindung kulit.

3. Alergi
Jika bayi memiliki alergi terhadap makanan atau bahan tertentu, eksim bisa kambuh atau memburuk saat terpapar alergen tersebut. Penanganan dari dokter akan disesuaikan dengan penyebab iritasinya.

Untuk mencegah iritasi, gunakan deterjen lembut bebas pewangi untuk mencuci pakaian bayi dan pilih produk perawatan yang tidak mengandung pewangi, pewarna, atau tambahan kimia lainnya.

Semoga penjelasan ini membantu, ya Bunda.

Artikel Terkait