Hyperlexia: Kemampuan Anak Membaca Cepat Sebelum Usia 3 Tahun

foto/istimewa

sekilas.co – Bunda pernah mendengar ada anak yang bisa membaca sebelum usia 3 tahun? Atau Si Kecil justru mengalaminya? Kondisi ini dikenal sebagai hyperlexia.
Hyperlexia pada anak adalah kemampuan membaca secara autodidak. Mereka dapat membaca jauh melampaui kemampuan yang umum pada usianya, yaitu di bawah 3 tahun.

Meski begitu, biasanya mereka masih kesulitan memahami isi bacaan. Artinya, mereka mampu menguraikan kata tertulis, tetapi tidak mudah memahami maknanya.

Baca juga:

Istilah hyperlexia atau hiperleksia pertama kali dikenalkan pada 1967. Kondisi ini umumnya memiliki empat ciri: kemampuan membaca sangat cepat, mulai membaca sendiri sejak dini tanpa diajari, memiliki ketertarikan kuat pada huruf dan buku, serta adanya gangguan neurodevelopmental yang menyertai.

Kaitan hyperlexia dan autisme
Menurut Parents, kondisi ini sering dikaitkan dengan autism spectrum disorder (ASD), meski tidak selalu demikian.

“Ketika istilah ini muncul pada 1960-an, hiperleksia digunakan untuk menggambarkan anakanak dengan disabilitas perkembangan saraf yang juga menunjukkan kemampuan membaca kata yang sangat baik,” ujar Laura Justice, PhD, profesor psikologi pendidikan di The Ohio State University. Namun, hingga kini para ahli belum dapat memastikan hubungan kondisi tersebut dengan kognisi autistik maupun perkembangan kemampuan membaca secara umum.

Anak dengan ketertarikan kuat pada huruf tampak sangat suka membaca kata, tetapi sering kesulitan memahami maknanya,” tambah psikolog Robert Naseef, PhD.

Beberapa studi menunjukkan sekitar 84 persen anak dengan hiperleksia juga berada dalam spektrum autisme. Namun hanya 6–14 persen anak dengan diagnosis autisme yang memiliki hiperleksia. Kondisi ini juga dapat muncul bersama gangguan perkembangan saraf lainnya.

Tanda dan gejala hyperlexia
Tanda paling jelas adalah kemampuan membaca kata yang jauh lebih cepat daripada anak seusianya, yakni sebelum usia 3 tahun.

Menurut studi dari National Institute of Child Health and Human Development, ciri lain yang umum adalah minat intens terhadap huruf, bentuk tulisan, dan kadang angka.

“Orang tua biasanya menyadari anak mereka sangat terpikat pada huruf, seperti anak lain terpikat pada mainan seperti truk atau bola. Bahkan sering kali anak menyukai huruf tanpa tahu bunyinya,” kata Naseef.

Setelah mampu membaca, anak dengan hiperleksia umumnya masih kesulitan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan karena tuntutan bahasa yang lebih kompleks.

Ahli patologi wicara Diane Ouimet, MA, menjelaskan bahwa struktur alfabet yang teratur membuat huruf, kata, dan buku menjadi sangat menarik bagi anak dengan hiperleksia. Bagi mereka, membaca menjadi perilaku repetitif yang fokus pada menguraikan kata, bukan memahaminya.

Anak cepat membaca pasti hiperleksia?
Tidak selalu. Anak yang membaca sangat dini tidak otomatis hiperleksia atau autistik. Anak berbakat atau gifted children juga dapat memiliki kemampuan serupa.

Kuncinya, kenali kemampuan membaca awal anak dan berdiskusi dengan profesional, seperti dokter anak, psikolog, atau ahli patologi wicara. Mereka dapat membantu menentukan kemampuan belajar dan apakah anak membutuhkan intervensi.

Kapan hyperlexia muncul?
Hiperleksia biasanya muncul sangat dini, bahkan saat balita. Beberapa anak menunjukkan kemampuan membaca cepat pada usia 2–4 tahun.

“Sebagian orang tua mungkin melihat minat anak pada huruf sejak usia 18 bulan,” ujar Naseef.

Contohnya, anak sangat tertarik bermain magnet huruf dan enggan bermain hal lain. Jika hal ini terjadi, sebaiknya konsultasikan pada profesional karena bisa ada tanda lain yang perlu diperhatikan.

Cara mengidentifikasi hyperlexia
Jika anak sangat cepat mengeja kata dan membaca buku, cermati lebih jauh, terutama jika mereka belajar membaca di luar konteks sosial.

Diagnosis sering terlewat karena orang tua fokus pada kelebihannya sehingga tidak menyadari adanya kesulitan memahami bacaan.

Cobalah memeriksa pemahaman anak dengan bertanya isi cerita atau pertanyaan spesifik dari teks, apalagi jika mereka memiliki kesulitan belajar lain.

Diagnosis hyperlexia
Belum ada tes khusus untuk hiperleksia, tetapi neuropsikolog atau tenaga kesehatan dapat menilai cirinya dengan berbicara dan menguji pemahaman bahasa anak.

Biasanya terlihat perbedaan mencolok antara kemampuan kognitif dan kemampuan membaca, karena kemampuan membaca jauh melampaui kemampuan kognitif.

Dokter juga akan menilai apakah anak tertarik bermain hal lain, merespons orang tua, atau mau berinteraksi dengan anak lain. Semua ini membantu menentukan ada tidaknya hiperleksia.

Semakin cepat teridentifikasi, semakin cepat anak bisa dibantu mengembangkan kemampuan bahasa dan pemahaman.

Apakah hyperlexia perlu penanganan khusus?
Penanganan terbaik adalah melihat kondisi anak secara menyeluruh dengan tujuan memaksimalkan potensinya. Meskipun menguraikan kata itu penting, sekolah juga menuntut pemahaman bacaan.

Karena itu, anak hiperleksia biasanya membutuhkan dukungan dari ahli patologi wicara dan neuropsikolog untuk membantu mengatasi tantangan membaca. Terapi wicara, latihan komunikasi, dan pembelajaran pemahaman bacaan juga dapat diberikan.

Itulah penjelasan mengenai hyperlexia pada anak. Semakin cepat intervensi diberikan, semakin besar peluang anak mengembangkan kemampuan penting lainnya. Jangan lupa konsultasikan pada dokter anak atau psikolog ya, Bunda.

Artikel Terkait