Imunisasi Varisela Bukan Jaminan Bebas Cacar Air, Ini Penjelasan IDAI

foto/istimewa

Sekilas.co – Pernahkah Anda mendapati anak tetap terkena cacar air padahal sudah mendapat imunisasi varisela? Jangan khawatir, kondisi ini ternyata wajar terjadi. Meski vaksin telah diberikan, bukan berarti seseorang akan 100 persen kebal dari penyakit ini. Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi?

Imunisasi varisela merupakan salah satu langkah pencegahan penting terhadap penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Virus ini dapat menimbulkan gejala khas berupa ruam gatal berisi cairan yang biasanya muncul di area dada, punggung, wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Mengutip penjelasan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, cacar air memang umumnya tidak mematikan, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman yang parah, bahkan berisiko menimbulkan komplikasi jika mengenai kelompok tertentu.

Baca juga:

Menurut jadwal imunisasi yang dikeluarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin varisela biasanya diberikan sejak anak berusia 12–18 bulan, dengan dua kali dosis untuk memberikan perlindungan yang lebih optimal. Namun, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropik IDAI, Dr. Anggraini Alam, SpA(K) menegaskan bahwa imunisasi bukan berarti perlindungan total. “Tidak ada vaksin yang benar-benar memberikan perlindungan 100 persen. Tapi manfaat utama vaksin adalah ketika anak tetap terkena, gejalanya jauh lebih ringan, tidak membutuhkan perawatan rumah sakit, dan komplikasi bisa dihindari,” jelasnya dalam seminar media Cacar Air pada Anak.

Artinya, anak yang sudah divaksin mungkin masih bisa terkena cacar air, tetapi dengan tingkat keparahan lebih rendah, ruam yang lebih sedikit, serta proses penyembuhan yang lebih cepat. Inilah mengapa imunisasi tetap menjadi upaya yang sangat penting, meski cacar air dikenal bisa sembuh sendiri dan jarang berakibat fatal.

Selain itu, orang tua juga harus mengenali gejala awal cacar air agar bisa segera mengambil tindakan. Gejala biasanya diawali dengan demam, sakit kepala, tubuh terasa lemas, lalu muncul ruam merah kecil yang menyerupai bekas sundutan rokok dan kemudian berisi cairan. Karena penyakit ini sangat menular melalui kontak langsung maupun udara, anak yang terinfeksi sebaiknya segera diisolasi di rumah, istirahat cukup, dan tidak bersekolah sementara waktu untuk mencegah penularan ke orang lain.

Bagaimana jika ada anggota keluarga lain yang belum mendapatkan vaksin varisela? Menurut Dr. Anggi, sebaiknya mereka segera divaksin, terutama jika sudah ada anggota keluarga yang tertular. Vaksinasi yang diberikan dalam waktu 24 jam setelah terpapar bisa membantu mengurangi risiko tertular atau membuat gejalanya lebih ringan.

Tak kalah penting, Dr. Anggi juga menegaskan bahwa anggapan imunisasi bisa menimbulkan autisme pada anak tidaklah benar. Vaksinasi sudah terbukti aman dan efektif, serta justru menjadi perlindungan utama terhadap penyakit menular.

Jadi, meski anak yang sudah divaksin masih mungkin terserang cacar air, vaksin varisela tetap memberikan manfaat besar: mencegah gejala berat, menekan risiko komplikasi, serta melindungi keluarga dari penularan lebih luas. Karena itu, pastikan imunisasi anak Anda lengkap agar si kecil bisa tumbuh sehat dan terlindungi.

Artikel Terkait