Penyebab Bayi Baru Lahir Terlihat Kagetan atau Seperti Kejang

foto/istimewa

sekilas.co – Bayi baru lahir tentu masih asing dengan dunia di sekitarnya. Untuk menyesuaikan diri, mereka memiliki refleks respons bawaan yang tidak disengaja dan penting untuk kelangsungan hidup. Salah satu refleks tersebut adalah terlihat kagetan.

Bunda pernah atau sering melihat bayi baru lahir suka kagetan seperti kejang? Ternyata, kondisi ini termasuk dalam refleks Moro, di mana bayi melakukan respons kaget secara otomatis.

Baca juga:

Saat refleks kaget terjadi, bayi melalui dua tahap. Dilansir Vinmec, pada tahap pertama, bayi merasakan sensasi jatuh bebas, sehingga reaksinya adalah mengangkat dan meluruskan lengan, bahkan mungkin tersentak dan mulai menangis. Pada tahap kedua, bayi menekuk lengan dan kakinya mendekati tubuh, kembali ke posisi janin.

Mengapa bayi memiliki refleks Moro?
Refleks Moro bersifat protektif. Bayi tidak bisa secara sadar meminta bantuan atau berteriak jika merasa akan jatuh, sehingga refleks ini bekerja otomatis.

Dikutip dari Cleveland Clinic, refleks Moro terjadi ketika sistem vestibular bayi mendeteksi sensasi jatuh. Sistem ini kemudian mengirimkan sinyal darurat ke batang otak, yang memicu aktivasi refleks tersebut.

Biasanya, refleks Moro secara bertahap bergeser menjadi refleks kaget lain, yaitu refleks Strauss, yang akan tetap ada sepanjang hidup. Refleks Strauss membuat kita tersentak secara otomatis.

Pemicu Bayi Suka Kagetan

Hampir semua hal terasa asing bagi bayi baru lahir, sehingga mereka mudah terkejut atau takut dengan sensasi dan suara baru. Beberapa pemicu refleks Moro antara lain:

  • Bayi merasa akan jatuh, misalnya saat ditidurkan di boks tanpa dukungan yang memadai.

  • Gerakan tak terduga, seperti mengangkat bayi dari kursi mobil atau menggeser posisi kepalanya.

  • Suara keras dan tiba-tiba di dekatnya, seperti gonggongan anjing, klakson mobil, atau benda jatuh ke lantai.

  • Bayi menyentakkan lengan atau kakinya sehingga mengejutkan dirinya sendiri.

  • Lampu yang sangat terang, terutama ketika dinyalakan di ruangan yang sebelumnya gelap atau redup.

Berapa Lama Refleks Moro Berlangsung?

Refleks Moro muncul sejak lahir dan biasanya berlangsung beberapa bulan. Menurut What to Expect, puncaknya terjadi di bulan pertama, mulai memudar sekitar usia 2–4 bulan, dan umumnya menghilang sekitar usia enam bulan.

Sekitar usia enam minggu, bayi mulai beradaptasi dengan lingkungan luar dan merasa lebih aman. Jangan khawatir, refleks kaget ini merupakan tanda perkembangan neurologis yang sehat.

Cara Mencegah Bayi Suka Kagetan

Refleks kaget sering terlihat saat menidurkan bayi, karena posisi tertentu dapat membuat bayi merasa seperti akan jatuh. Jika hal ini mengganggu tidurnya, coba kiat berikut:

  • Dekatkan bayi dengan tubuh saat menidurkan. Jaga agar bayi tetap dekat dengan tubuh selama proses menidurkan. Lepaskan bayi dengan lembut setelah punggungnya menyentuh kasur untuk mencegah sensasi jatuh.

  • Bedong bayi. Teknik ini meniru suasana rahim yang aman dan nyaman, membuat bayi lebih tenang dan tidur lebih lama.

Kapan Harus ke Dokter

Jika refleks Moro tidak muncul atau tidak normal, hal ini bisa menjadi tanda potensi masalah. Menurut Healthline:

  • Jika refleks tidak muncul di salah satu sisi tubuh bayi, bisa disebabkan patah bahu atau cedera saraf.

  • Jika refleks tidak muncul di kedua sisi, bisa menandakan kerusakan otak atau sumsum tulang belakang.

Jangan panik jika belum memperhatikan refleks kaget bayi. Dokter akan menilai apakah refleks Moro normal, dan jika diperlukan, pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi otot dan saraf bayi.

Artikel Terkait